Level #10 Dongeng : Ketegasan dan Kebijaksanaan seorang Pemimpin

Tantangan hari #1

Sebelum masuk ke negeri dongeng, saya infokan dahulu mengenai ide cerita dari dongeng ini. Berawal dari suami yang sering bercerita tentang keadaan di kantornya, kepemimpinan tak menghadirkan rasa keadilan, keharmonisan, tenggang rasa pun kekeluargaan. Terutama saat kantor didera sebuah isu atau masalah personal antar rekan kerja. Pemecahan masalah tak sampai ke akarnya, bahkan tak jarang saling menuduh. Maka tercetuslah ide untuk menumbuhkan sosok seorang pemimpin bijaksana seperti panutan kita umat islam yaitu Nabi Muhammad ﷺ. Kami berharap kelak ketika kami dipercaya menjadi orang tua dapat menanamkan sifat bijaksana ini kepada keturunan kami Aamiin.

Mari kita mulai mendongeng sebuah kisah unik di jaman sekarang….

“Braaak!!!” suara pintu keras terdengar seperti sengaja dibanting oleh seorang karyawan.

Ada beberapa pasang mata memandang mencari sumber suara tersebut, sebagian lain asyik dengan komputer atau gadgetnya. Seolah semua sudah paham dengan peringai orang tersebut.

Selang beberapa menit masuklah Firman ke ruang Officer, dengan muka yang ditekuk dan langkah kaki gontai seolah ada beban berat di pundaknya. Dia berjalan menuju sebuah meja yang berada di ujung ruangan, orang yang sedang berada di meja pun tersenyum melihat Firman seolah paham apa yang terjadi dengannya. Tanpa diminta Firman langsung menceritakan kekesalannya pada rekan kerjanya tersebut. Rekannya ini pun tak segan untuk mendengarkan ceritanya di sela kesibukannya. Firman melihat sosok Pak Ridwan adalah orang yang dapat dia percaya untuk menumpahkan kekesalannya pada atasanya.

“Kenapa Fir? Kusut amat muka ente” Sapa pak Ridwan mencairkan suasana.

“Biasa bang… Ada yang laporan ke atasan, masalah sampel di Lahat itu. Kesal aku dibuatnya, aku curiga si Zakir yang lapor! Siapa lagi klo bukan dia, AWAS AJA!!!” Cerita Firman tanpa jeda.

“Sabar lah Fir, minum lah dulu. Di luar cuaca panas… Jangan pula kau ikut panas, berapi tar mukamu hahaha” Pak Ridwan berusaha bergurau agar Firman tak tersulut amarah, sambil mengambil segelas air putih dibawanya ke dekat Firman.

“Coba kau ceritakan dulu sebab musabab masalah ke Lahat kemarin, tapi sebelum cerita tarik nafas dulu… Biar sedikit tenang. Aaah bagus itu. Minum dulu minum dulu” Pak Ridwan mulai menenangkan Firman yang masih berusaha menahan amarahnya.

Meski mereka berbeda usia 5 tahun dan Pak Ridwan adalah supervisor di unit yang berbeda dengan Firman tak membuat Firman canggung ataupun segan karena sifat Pak Ridwan yang mudah bergaul, tak pelit dan suka mentraktir. Entah sejak kapan Firman mulai akrab dengan Pak Ridwan.

“Kemarin bang, kita ada kerjaan nih suruh ambil sampel di Lahat. Yang bertugas aku dan Zakir, supirnya ditunjuk Pak Syamsu” Firman mulai bercerita.

“Abang kan tahu berapa jam perjalanan Palembang-Lahat, sekitar 13 jam kan… Nah beberapa kali kusuruhlah driver ini istirahat di mess daerah Kertapati. Pas sampai sana kukira driver ni tidur, eh malah main kartu sama Zakir. Aku tegur lah mereka berdua, supaya kembali istirahat karena perjalanan ke Site masih jauh dan butuh stamina baik. Kalau driver tak cukup tidur dipaksa berkendara dan kalau terjadi kecelakaan siapa yang disalahkan? Nanti aku lagi kena, membiarkan driver dalam kondisi mengantuk” Firman mulai melanjutkan ceritanya.

“Begitu ak tegur mereka, mereka bubar dan kembali ke kamar. Eh pas kita sudah sampai Lahat nih, sampel dah kita ambil pekerjaan dah selesai. Aku dapat telpon dari bosku, katanya aku memarahi driver dan melarang driver istirahat. Otomatislah aku naik pitam! ” Firman masih lanjut bercerita dengan nada kesal.

“Ooo jadi gitu ceritanya Fir” Pak Ridwan menepuk nepuk pundak Firman.

“Memang berat tugas pemimpin, dengan perbedaan karakter anak buahnya seorang pemimpin harus berlaku adil dan bijaksana. Itu pula yang kutekankan pada diriku, jika ada masalah diantara anak buah ada baiknya dipanggil satu per satu, interogasi menyeluruh lalu konfrontasi mereka di depan pimpinan. Supaya saling terbuka dan tidak saling mencari kesalahan. Masalah pun selesai clear untuk semua” Pak ridwan menimpali.

“Jika kita meniru kepemimpinan Nabi Muhammad ﷺ dalam menyelesaikan masalah pasti semua orang akan merasa hasilnya adil, tak berat sebelah pun tak memihak karena ada unsur kedekatan” Pak Ridwan mulai melanjutkan.

“O ya Fir… Pernah dengar cerita tentang sahabat Abu Bakar RA dan Umar bin Khattab sepeninggalan Nabi Muhammad ﷺ?” Tanya pak ridwan, membuyarkan lamunan Firman.

“Kisah Abu bakar As Shidiq pak?” Firman menegaskan.

“Iya, sahabat ini terkenal akan ketegasannya dan juga bijaksananya beliau dalam mengatur negara dan menegakkan islam” Pak ridwan mulai memancing ketertarikan Firman akan cerita tersebut.

“Setahu saya beliau memang tegas tapi apa ketegasan beliau, saya tak terlalu tahu he he…” Firman mengangkat pundaknya seolah dia ragu dengan jawabannya sendiri.

“Ketegasan seorang pemimpin, ditunjukkan oleh Abu Bakar dengan memerangi penistaan agama, munculnya nabi palsu, dan isu memisahkan kewajiban zakat dan sholat. Jika gerakan ini dibiarkan maka akan membawa kehancuran dan rusaknya struktur ajaran islam. Dengan memeranginya maka Abu Bakar berhasil menyelamatkan negara dari kemungkinan terjadinya huru-hara dan disintegrasi sosial yang berkepanjangan. Itulah pemimpin harus tegas supaya anak buah disiplin dan tahu mana yang benar” Pak Firman menghela nafas, berusaha menyelami apa yang baru saja dia ceritakan kepada anak muda di hadapannya.

“Sangat jarang bang…. Seorang pemimpin seperti sosok Abu bakar, biasanya sih klo sudah jadi pemimpin urusan agama dipisahkan. Klo sudah enak duduk mana mau bergerak ke bawah, paling nunggu laporan aja selesai gaji pun gede fasilitas nyaman.” Firman mendengus seolah paham dengan kondisi kantor.

” Ya begitulah Fir, godaan semakin besar jika posisi atau jabatan semakin tinggi. Kelak jika kau jadi bos… Jadilah bos yang amanah dan tegas ga berat ke kanan atau kiri, berat ke kiri kau oleng lah nyebur ke laut hahahahaha” Pak ridwan dan firman saling tertawa.

“Oya bang… Lantas dimana kebijakan dari Abu bakar dan Umar?” Firman mulai tertarik.

“Jika Abu Bakar RA merupakan khalifah yang tegas dan berwibawa, maka Umar bin Khattab RA merupakan sosok pemimpin yang bijaksana. Ketika itu Umar menghadapi krisis ekonomi di sebagian besar Jazirah Arab hingga Syam, Sebuah peristiwa yang dikenal dengan istilah Tahun Ramadah. Kemudian, ia pun menghadapi tindakan sekelompok pebisnis elite yang berusaha mengeruk keuntungan pribadi dengan jalan melanggar hukum dan melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Mengetahui adanya pelanggaran hukum tersebut, Umar pun memerintahkan aparat pemerintahannya untuk melakukan inspeksi ke pasar dan mengambil tindakan hukum terhadap para pedagang yang terlibat. Bahkan, Umar tidak segan memberhentikan para pejabat apabila mereka terlibat menjadi backing dan melakukan tindakan kolutif. Bagi Umar, mengganti pejabat yang tidak amanah lebih baik daripada membiarkan mereka menggerogoti dan menghancurkan kepentingan negara dan rakyat. Dengan ketegasan dan kebijaksanaan beliau lah negara terselamatkan, rakyat hidup dalam keadaan aman, tentram, dan sentosa. ” Tutup Pak ridwan mengakhiri kisahnya.

” Jadi apa kesimpulanmu setelah mendengar kisah 2 sahabat nabi ini?” Pancing Pak ridwan.

“Apa pak?” Firman balik bertanya.

“Tiap tiap diri kita adalah pemimpin yang nantinya akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Jadi mulai sekarang jadilah pribadi muslim yang kuat, tegas dan berani. Biarlah atasan kita berbuat tak adil, lebih baik kita doakan dan kita fokus untuk memperbaiki diri kita sendiri dan ga perlu ngurusin orang lain” Pak ridwan tersenyum mengakhiri percakapan mereka.

“Sulit pak kalau…” Firman hendak memulai keluhannya, tapi segera dipotong pak ridwan.

“Sudah sudah yuk sekarang Sudah saatnya istirahat, makan yuk saya yang traktir deh” Pak ridwan menyeret Firman agar tak lagi berkeluh kesah lagi.

Mereka pun meninggalkan ruangan Officer dan bergegas menuju kantin kantor yang sudah mulai ramai dengan karyawan.

—– END —–

Ridwan dan Firman bukanlah nama pelaku sebenarnya dan ada improvisasi dalam cerita tersebut di atas.

Kisah Ketegasan Abu Bakar dan Umar bin Khattab

#Tantangan10Hari

#Level10

#KuliahBunsayIIP

#GrabYourImagination